Penulis: Fritz Harland Sihombing, S.T.P., M.Sc., Ph.D.
Ramalan Cuaca, Banjir, dan Covid19
Hujan lebat kembali mengguyur Jakarta beberapa waktu terakhir ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah mengeluarkan peringatan dini akan potensi banjir. BMKG memprediksi puncak musim hujan untuk periode 2021/2022 akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022[1]. Pada awal tahun ini, setidaknya tercatat 30 titik genangan banjir yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta dengan ketinggian berkisar antara 30 cm hingga di atas 1,5 m sebagai akibat dari lebatnya hujan yang terjadi mendekati puncak musim hujan[2]. Pada saat itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, meminta seluruh warga Jakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian banjir dan tanah longsor sebagai akibat dari hujan lebat yang mengguyur[3].
Kewaspadaan mutlak diperlukan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak bahaya yang ditimbulkan oleh hujan lebat. Terlebih lagi pada saat pagebluk ini, selain bahaya banjir atau tanah longsor, terdapat juga potensi bahaya wabah Covid19 yang dapat merebak baik di lokasi bencana maupun di tempat pengungsian sementara. Pada musim penghujan periode 2020/2021 kemarin, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberitahukan bahwa terdapat pengungsi banjir yang terkonfirmasi Covid19. Para pengungsi tersebut telah ditangani secara khusus dengan menempatkan mereka di tenda isolasi[4].
Antisipasi Tanggap Bencana
Melihat adanya potensi bahaya banjir dan mungkin merebaknya wabah Covid19 gelombang ketiga yang terjadi pada saat yang sama[5], diperlukan pemutakhiran rencana penanganan bahaya banjir yang sudah ada. Hal ini diperlukan supaya kegiatan evakuasi dan penanganan bencana tidak menjadi sumber-sumber baru dari penularan wabah Covid19. Beberapa isu penting yang harus diperhatikan antara lain, rencana evakuasi, lokasi pengungsian, sarana dan prasarana dasar di lokasi pengungsian, dan sumber daya manusia.
Rencana Evakuasi
Rencana evakuasi meliputi kapan permulaan evakuasi, waktu untuk menempuh perjalanan menuju tempat pengungsian, dan pemeriksaan medis Covid19. Permulaan evakuasi adalah hal yang penting, hal ini dikarenakan pada masa pagebluk ini, kerumunan massa yang hendak mengungsi harus dihindari untuk mengurangi terjadinya kontak fisik pada saat berdesak-desakan. Sehingga strategi yang mungkin dilakukan di lapangan adalah membentuk kelompok-kelompok keberangkatan untuk evakuasi. Diharapkan melalui kelompok-kelompok ini, tidak terjadi penumpukan massa pada satu waktu di suatu titik ketika evakuasi terjadi, karena para pengungsi bergerak menuju titik pengungsian secara berurut-urutan. Waktu tempuh juga menjadi perhatian karena, untuk menerapkan physical distancing, sebuah penelitian menyatakan dibutuhkan waktu tiga kali lebih banyak daripada waktu evakuasi normal[6]. Pemeriksaan medis diperlukan untuk mengurangi bahaya penyebaran wabah Covid19 di tempat pengungsian, sehingga diperlukan metode pengujian/screening yang cepat dan cukup efektif. Rapid test antigen ataupun tes GeNoseC19[7] dapat menjadi solusi untuk pemeriksaan medis sebelum memasuki tempat pengungsian. Tentu saja, dibutuhkan selang waktu tertentu untuk dapat melakukan pemeriksaan medis pada seluruh korban banjir yang hendak mengungsi. Oleh karena itu, menilik kebutuhan waktu untuk evakuasi dan pemeriksaan medis sebelum memasuki tempat pengungsian, kapan dimulainya proses evakuasi sangat kritis dalam menentukan keberhasilan proses evakuasi yang tetap patuh terhadap protokol kesehatan di masa pagebluk. Tantangan yang mungkin dihadapi adalah terjadinya false alarm ataupun keterlambatan dalam memulai evakuasi. Untuk mengurangi kesalahan ketika mengambil keputusan mengevakuasi warga diperlukan data-data penunjang yang cukup akurat. Data-data tersebut antara lain prediksi lamanya waktu hujan dan perubahan trend intensitas curah hujan yang sedang berlangsung pada saat itu, tinggi muka air pada tiap-tiap bendung dan pintu air, kemampuan operasional pompa, dan tinggi muka air di hilir.
Lokasi Pengungsian
Lokasi pengungsian adalah hal penting selanjutnya yang harus diperhatikan. Pemetaan daerah-daerah rawan bencana banjir beserta lokasi strategis untuk pengungsian (contohnya sekolah, tanah lapang, ataupun tempat ibadah) perlu ditinjau ulang dengan menambahkan peta penyebaran wabah Covid19 yang memberi informasi tentang besarnya laju penyebaran wabah Covid19. Sebuah penelitian yang melakukan pemodelan skenario evakuasi dan pengungsian menyatakan bahwa, angka penularan Covid19 ketika bencana dan evakuasi terjadi dapat ditekan dengan mengevakuasi warga ke daerah-daerah yang mempunyai laju penyebaran Covid19 yang rendah[8]. Selain itu, penelitian tersebut menekankan perlunya prioritas penanganan darurat kepada kelompok penduduk yang rentan baik secara kesehatan maupun secara usia. Keberhasilan dari strategi ini memerlukan kemampuan aparat pemerintah dalam menyediakan kebutuhan para pengungsi terutama yang berhubungan dengan air minum dan kesehatan lingkungan (di tempat pengungsian).
Sarana dan Prasarana Dasar
Pemerintah kota dan aparat dengan segera perlu melakukan inventarisir kebutuhan sarana dan prasarana dasar di masing-masing lokasi yang akan menjadi tempat pengungsian korban banjir. Ketersediaan persediaan air minum, sarana kebersihan, dan sanitasi mutlak diperlukan, pengaturan distribusi bahan makanan dan juga obat-obatan juga tidak kalah pentingnya. Keberaadan hal-hal tersebut diharapkan dapat menjamin kesehatan lingkungan di tempat pengungsian, serta dapat menghindari terjadinya keramaian ketika para pengungsi hendak memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Hal lain yang bisa dipertimbangkan adalah penyediaan alat bantuan pernafasan darurat[9] (emergency ventilator) di tempat pengungsian apabila ada kebutuhan mendadak ketika pengungsi mengalami gejala susah bernapas yang mungkin dikarenakan oleh infeksi virus Covid19.
Sumber Daya Manusia
Situasi di tempat pengungsian tentu saja memerlukan pengawasan dan pengaturan dari aparat pemerintah maupun sukarelawan yang membantu. Kedisiplinan untuk menjaga protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) harus diberlakukan di tempat pengungsian dengan harapan dapat meminimalisir penularan virus Covid19. Aparat dan sukarelawan, utamanya, harus dapat menjadi contoh nyata dalam penerapan disiplin protokol kesehatan sekaligus juga menjadi pengawas dalam pelaksanaannya di tempat pengungsian. Apabila memungkinkan, tersedia alat pelindung diri (APD) yang dapat digunakan dalam keadaan darurat ketika harus membawa penderita Covid19 di antara pengungsi ke rumah sakit terdekat. Selain itu para aparat dan sukarelawan perlu diperlengkapi dengan APD ketika gelombang pengungsi mulai tiba di tempat pengungsian dan dilakukan pemeriksaan medis sebelum menerima mereka masuk pengungsian. Diharapkan dengan persiapan seperti ini, para aparat dan sukarelawan tetap dapat menjalankan misi kemanusiaannya tanpa harus mengorbankan kesehatan dirinya.
Penutup
Kejadian banjir dan situasi pagebluk saat ini merupakan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kerugian material dan jiwa. Potensi bahaya tersebut masih dapat diminimalisir dengan melakukan perencanaan penanganan yang terstruktur dan terukur. Keberhasilan dari pelaksanaannya juga memerlukan koordinasi yang jelas dan komunikasi yang efektif di lapangan antara para aparat dan sukarelawan dengan para korban banjir yang memerlukan bantuan.
- https://nasional.tempo.co/read/1505607/musim-hujan-ditaksir-datang-lebih-awal-bmkg-ingatkan-bencana-hidrometeorologi/full&view=ok (2021-11-03, 08.39 AM) ↑
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210220151044-20-608768/daftar-30-titik-banjir-di-jakarta-versi-jaki (2021-02-21, 10.06 PM) ↑
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210220210354-20-608859/dki-diminta-gandakan-kesiagaan-hadapi-potensi-cuaca-ekstrem (2021-02-21, 10.06 PM) ↑
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210221200519-20-609096/sejumlah-pengungsi-banjir-jakarta-positif-covid (2021-02-21, 11.46 PM) ↑
- https://www.liputan6.com/news/read/4699123/pimpin-ratas-ppkm-maruf-amin-ingatkan-mitigasi-ancaman-gelombang-ketiga-covid-19 (2021-11-03, 08.46 AM) ↑
- https://www.thelancet.com/journals/lanplh/article/PIIS2542-5196(20)30175-3/fulltext#%20 (2021-02-21, 11.46 PM) ↑
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201228190526-199-587139/5000-alat-cek-corona-genose-rp20-ribu-disebar-februari-2021 (2021-02-22, 10.16 AM) ↑
- Compound Risks of Hurricane Evacuation Amid the COVID‐19 Pandemic in the United States. https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1029/2020GH000319 (2021-02-21, 11.46 PM) ↑
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200514065156-199-503147/ventilator-darurat-buatan-ri-diproduksi-bantu-pasien-corona (2021-02-22, 10.16 AM) ↑